KPFM BALIKPAPAN — Ketika harga sayuran seperti sawi sempat menembus Rp 25.000 per kilogram, anggota komisi II DPRD Balikpapan Suwanto, melihat peluang lain untuk mengatasinya, urban farming.
Ia menilai, lahan sempit di lingkungan rumah warga bisa menjadi solusi nyata untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dan menekan laju inflasi kota.
Dalam talkshow Kedai Aspirasi DPRD Balikpapan, Suwanto menegaskan pentingnya mendorong masyarakat agar lebih produktif di lahan sendiri.
“Jangan tunggu sayur datang ke pasar. Kita bisa menanam dari halaman sendiri,” katanya dalam talkshow, Senin 13 Oktober 2025.
Kampung Bungas di RT 69 Gunungsari Ilir menjadi contoh sukses. Meski sebagian besar lahannya berlapis semen, warga mampu menanam sayur dan buah dengan berbagai teknik seperti Tambulapot (Tanaman Buah/Sayur dalam Pot), planter bag, karung, bahkan ban bekas.
Baca Juga: ARAI AGASKA TUTUP MUSIM PERDANA DENGAN PREDIKAT RUNNER UP R3 BLU CRU WORLD CUP 2025
Tak hanya itu, mereka juga mengembangkan 24 instalasi hidroponik dengan lebih dari 3.000 lubang tanam.
Hasilnya, panen sayur hidroponik di kampung tersebut mampu memberikan pendapatan hingga Rp25 juta per bulan secara komunal.
“Artinya, urban farming bukan sekadar hobi, tapi bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi warga,” ujar Suwanto.
Ia menilai dukungan pemerintah sangat dibutuhkan, terutama dalam bentuk pendampingan teknis, edukasi, dan data pertanian presisi agar warga menanam komoditas yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal.
Selain itu, DPRD mendorong agar CSR perusahaan di Balikpapan lebih diarahkan pada pembinaan berkelanjutan di bidang pertanian kota.
"CSR jangan hanya sebatas simbol. Harus ada pelatihan dan pendampingan agar warga bisa mandiri,” ujarnya.
Suwanto juga mengajak masyarakat mengubah pola pikir konsumtif menjadi produktif.
“Mulai tanam yang kita konsumsi. Kalau panennya lebih, jual. Kalau semakin banyak, bisa jadi bahan olahan dan membuka UMKM baru,” tegasnya.
Artikel Terkait
DPRD BALIKPAPAN MINTA PEMERINTAH PERKUAT EDUKASI WARGA, TARGET PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA MASIH JAUH DARI HARAPAN