KPFM BALIKPAPAN — Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan bersama Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan terus mematangkan rencana pembangunan destinasi wisata tematik berbasis budaya.
Langkah ini dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPRD Balikpapan, Selasa 14 Oktober 2025.
Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, menjelaskan bahwa agenda RDP kali ini merupakan tindak lanjut dari hasil Focus Group Discussion (FGD) sebelumnya yang membahas konsep pengembangan kawasan wisata bertema budaya.
Lokasi yang disiapkan untuk proyek ini berada di wilayah Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara.
“RDP ini menindaklanjuti hasil FGD kemarin, khususnya terkait rencana pembangunan wisata tematik budaya. Kami ingin memastikan aspek legalitas lahan dan status asetnya jelas sebelum melangkah ke tahap pembangunan,” ujar Ratih.
Baca Juga: DPRD NILAI FASILITAS ANAK DI BALIKPAPAN KIAN LENGKAP DAN INKLUSIF
Ia menegaskan, kejelasan aset menjadi hal utama agar proses pengusulan program dapat berjalan sesuai ketentuan. Karena itu, Disporapar berkoordinasi erat dengan Bagian Aset Daerah, kecamatan setempat, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
“Dari sisi aset, kami menunggu hasil survei lapangan yang akan dilakukan bersama pihak kecamatan dan bagian aset. Lahan yang disiapkan kurang lebih seluas empat hektare. Setelah itu clear, baru bisa diajukan dalam usulan pembangunan,” jelasnya.
Ratih menambahkan, rencana pengembangan wisata tematik tersebut telah masuk dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Renstra.
Program ini juga selaras dengan arah kebijakan pengembangan daya tarik wisata daerah yang berkelanjutan.
“Konsepnya nanti seperti taman budaya yang bisa menjadi ruang ekspresi masyarakat lokal. Ada rumah budaya, area pertunjukan seni, dan ruang edukasi untuk pelestarian nilai-nilai tradisi,” paparnya.
Namun, Ratih menekankan bahwa pembahasan anggaran pembangunan masih menunggu kepastian status lahan. Hingga kini, mekanisme hibah lahan dari pemerintah kelurahan atau pihak terkait masih dalam tahap klarifikasi.
“Belum sampai ke pembahasan anggaran, karena kita pastikan dulu status lahan dan sistem hibahnya seperti apa. Kalau sudah jelas, baru kita bicarakan pembiayaan,” ujarnya.
Ratih berharap, destinasi wisata tematik di Batu Ampar nantinya dapat menjadi ikon baru Balikpapan sekaligus memperkuat identitas budaya lokal di tengah pesatnya perkembangan kota.