KPFM BALIKPAPAN – Kreativitas pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Balikpapan terus berkembang. Salah satunya datang dari Dapoer Purtu 19, produsen tahu lokal yang menghadirkan berbagai inovasi olahan tahu seperti tahu susu dan tahu rumput laut.
Pemilik Dapoer Purtu 19, Imam Salimi, mengisahkan perjalanan usahanya dalam program talkshow di Radio KPFM Balikpapan bersama Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Selasa (4/11/2025).
Imam bercerita, sebelum dikenal dengan nama Dapoer Purtu 19, usahanya bernama Khalifah, yang telah berdiri sejak tahun 2000. Setelah pensiun sebagai aparatur sipil negara (ASN) pada 2019, ia mengganti nama usahanya menjadi Dapoer Purtu 19. Nama “Purtu” sendiri merupakan singkatan dari purna tugas.
“Awalnya saya hanya hobi makan tahu. Selain itu, saya melihat usaha tahu dan tempe itu perputaran uangnya cepat. Dari situ saya berpikir, bagaimana menggabungkan hobi dengan peluang usaha,” ungkap Imam.
Baca Juga: DISHUB TEMUKAN BANYAK TEMPAT USAHA TANPA ANDALALIN, PEMKOT SIAPKAN PENERTIBAN BERTAHAP
Ia memulai produksi tahu di rumahnya di kawasan Gunung Sari Ilir dengan ruang berukuran empat kali empat meter. Menggunakan peralatan sederhana dan kompor minyak tanah, usahanya perlahan tumbuh. Hingga akhirnya, pada tahun 2007, ia memperluas usaha ke daerah Solok Api,
Kabupaten Kutai Kartanegara, dan kini beroperasi di kawasan Sumber Rejo, Balikpapan.
Menurut Imam, perjalanan membangun usaha tahu bukan tanpa tantangan. Salah satunya terkait lokasi produksi yang berada di tengah kota. Ia mengaku sempat khawatir soal pengelolaan limbah dan keterbatasan ruang. Namun hal itu tidak menyurutkan tekadnya.
“Banyak orang berpikir usaha tahu harus di pinggiran kota karena butuh tempat luas dan bahan bakar kayu. Tapi saya ingin membuktikan bahwa di tengah kota pun bisa, asal dikelola dengan cara yang bersih dan efisien,” ujarnya.
Kini, Dapoer Purtu 19 tidak hanya memproduksi tahu putih biasa, tetapi juga mengembangkan tahu susu dan tahu rumput laut yang menjadi produk unggulan dan belum banyak ditemukan di daerah lain. Inovasi tersebut berawal dari semangat belajar dan eksplorasi yang terus dilakukan Imam, baik melalui literatur maupun media daring.
“Saya belajar dari berbagai sumber, termasuk menonton tutorial pembuatan tahu di televisi dan internet. Dari situ muncul ide untuk membuat tahu rumput laut. Alhamdulillah, produk ini mendapat sambutan baik dari masyarakat,” tuturnya.
Dengan inovasi dan kegigihan tersebut, Dapoer Purtu 19 kini menjadi salah satu contoh sukses UMKM Balikpapan yang mampu bertahan dan berinovasi di tengah tantangan. Imam berharap produk olahan tahunya bisa semakin dikenal dan menjadi kebanggaan kuliner lokal Kota Minyak.
(MAULANA KPFM)