KPFM BALIKPAPAN — Suasana penuh semangat dan kepedulian terhadap masa depan anak-anak Indonesia terasa kian kuat menjelang peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Juli 2025.
Di Kota Balikpapan, momen ini tak sekadar seremonial, melainkan menjadi panggung kolaboratif antara pemerintah, komunitas, hingga relawan, dalam merancang berbagai kegiatan bermakna demi mewujudkan lingkungan yang lebih ramah dan aman bagi anak.
Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Umar Adi, menyampaikan bahwa berbagai kegiatan telah dan akan terus digelar dalam rangkaian HAN.
“Peringatan Hari Anak Nasional bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga seluruh komponen masyarakat. Mulai dari dinas, forum anak, hingga mitra komunitas, semua punya peran penting,” ujar Umar, Selasa 22 Juli 2025.
Rangkaian kegiatan tahun ini dimulai dari bimbingan teknis bagi para aktivis BPATBM, relawan berbasis masyarakat yang fokus pada isu perlindungan perempuan dan anak.
Baca Juga: MASYARAKAT ANTUSIAS MANFAATKAN LAYANAN MOBIL PAJAK KELILING BPPDRD
Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas mereka dalam menangani persoalan anak secara langsung di lingkungan mereka masing-masing.
Pada puncaknya, Rabu 23 Juli 2025, akan digelar sejumlah kegiatan penting. Salah satunya adalah pemutaran perdana film bertema cyber bullying, yang menjadi bagian dari kampanye literasi digital dan perlindungan anak dari ancaman kekerasan daring.
Selain itu, akan ada senam ceria tematik hasil kolaborasi antara DP3AKB, Dinas Pendidikan, dan Bunda PAUD, yang akan berlangsung di halaman Kantor Wali Kota Balikpapan.
Tak hanya itu, Forum Anak Balikpapan juga akan ambil bagian melalui sesi talkshow yang membahas mimpi, aspirasi, dan harapan anak-anak terhadap kota dan bangsa ini di masa depan.
Tak kalah penting adalah program kerja sama antara BPATBM dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang fokus pada penanganan anak putus sekolah.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah tidak berhenti pada perayaan, tapi menyentuh isu-isu mendasar seperti pendidikan inklusif dan pemenuhan hak dasar anak.
Umar juga menekankan pentingnya peran keluarga sebagai garda terdepan perlindungan anak.
“Kami selalu mengingatkan bahwa perlindungan anak dimulai dari rumah. Keluarga harus menjadi ruang aman bagi tumbuh kembang anak, karena pola asuh sangat menentukan masa depan mereka,” jelasnya.