KPFM BALIKPAPAN - Pagi di halaman SDN 003 Kecamatan Balikpapan Kota dipenuhi wajah-wajah baru. Seragam merah putih tampak berderet, tangan mungil menggenggam erat jemari orang tua, dan senyum guru-guru menyambut hangat tahun ajaran baru 2025/2026.
Di antara puluhan orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah, Lisnawati tampak berdiri tenang di halaman sekolah, sesekali melambaikan tangan ke arah putrinya, Nur Permata Viva, yang mulai berbaur dengan teman-teman barunya.
Baginya, hari ini adalah babak baru, bukan hanya untuk sang anak, tapi juga untuk dirinya sebagai orang tua murid. Dalam obrolan ringan, ia membagikan pengalamannya mengikuti proses Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang dijalani beberapa pekan lalu.
“Jujur sih, enggak ada kendala sama sekali. Saya daftar lewat jalur zonasi, dan setiap hari saya pantau informasinya lewat Instagram-nya Dinas Pendidikan. Semuanya lancar,” ungkap Lisnawati, Senin 14 Juli 2025.
Meski beberapa sekolah belum sempat membagikan seragam lengkap karena proses pengadaan yang masih berjalan, Lisnawati menyikapinya dengan bijak. Baginya, semangat anak masuk sekolah jauh lebih penting dari sekadar kelengkapan pakaian.
Baca Juga: LEWAT E-LINK, DLH BALIKPAPAN TAWARKAN CARA BARU MASYARAKAT PEDULI LINGKUNGAN DARI GENGGAMAN TANGAN
“Kami sudah siapkan sendiri seragam putih merah. Sekolah juga sebelumnya sudah kasih rompi merah, jadi aman kok buat kami,” ujarnya sambil tersenyum.
Lisnawati mengapresiasi pihak sekolah yang memfasilitasi para orang tua untuk menemani anak-anak selama beberapa hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Ia bahkan sempat terharu melihat bagaimana guru-guru memperlakukan murid baru dengan penuh perhatian.
“Seru ya, nganter anak sekolah hari pertama. Buat saya ini momen menyenangkan dan positif. Kita jadi bisa dampingi mereka dari awal. Anak juga lebih percaya diri,” ucapnya sambil memperhatikan anaknya yang mulai duduk manis di barisan kelas satu.
MPLS juga dirangkai dengan Program Adiwiyata, yang telah menjadi identitas SDN 003 sejak 2010. Di hari pertama, para siswa baru membawa tanaman anggrek dari rumah, sebuah simbol komitmen sejak dini untuk mencintai lingkungan.
"Kami sangat mendukung program ini. Anggrek adalah tanaman bagus ya, lalau sudah berkembang, warna-warnanya akan cantik," ucap Lisnawati.
Partisipasi aktif orang tua seperti Lisnawati memberi nilai tambah dalam proses adaptasi anak di lingkungan sekolah.
Para guru pun menyambut baik kehadiran mereka, melihatnya sebagai bentuk sinergi yang akan mendukung tumbuh kembang siswa secara emosional maupun akademik.
Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pendidikan juga telah mengimbau seluruh sekolah untuk memberikan pemahaman kepada orang tua terkait pembagian seragam gratis yang dilakukan secara bertahap.
