KPFM BALIKPAPAN — Indeks literasi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2024 tercatat di angka 78,34 dari skala 100.
Meskipun masuk dalam kategori sedang, capaian ini menjadi perhatian serius pemerintah provinsi untuk segera ditingkatkan ke level tinggi, seiring dengan komitmen menghadirkan masyarakat cerdas menyambut Indonesia Emas 2045.
Hal itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Bidang Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kaltim yang digelar di Aula Kantor Wali Kota Balikpapan, Kamis 3 Juli 2025.
Kegiatan yang mengusung tema “Transformasi Perpustakaan dan Kearsipan Menuju Generasi Emas 2045: Inovatif, Kolaboratif, dan Berkelanjutan” ini dibuka oleh Plt Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim, Ismiati.
Ismiati menegaskan bahwa angka 78,34 harus menjadi pemicu percepatan peningkatan budaya literasi masyarakat.
“Kita harus bekerja lebih keras agar indeks literasi ini menembus kategori tinggi. Literasi adalah pondasi peradaban,” ujarnya.
Ismiati menambahkan bahwa kekuatan bangsa bukan hanya ditentukan oleh kekayaan alam, namun oleh kualitas sumber daya manusianya.
Baca Juga: PENERAPAN DIGITALISASI DI KALIMANTAN SUDAH CAPAI DI ATAS 90 PERSEN
Oleh karena itu, transformasi perpustakaan dan kearsipan dinilai penting untuk menciptakan ekosistem pengetahuan yang mampu mencetak generasi unggul.
Ia menekankan bahwa transformasi ini bukan sekadar digitalisasi layanan, tetapi perubahan paradigma.
“Perpustakaan harus menjadi ruang kolaboratif dan kreatif. Tempat bertumbuhnya gagasan, bukan sekadar tempat meminjam buku,” tutur Ismiati.
Di sisi lain, capaian membanggakan diraih dalam bidang kearsipan. Pada 2024, nilai pengawasan kearsipan Pemprov Kaltim mencapai 98,61 dan masuk kategori sangat memuaskan. Prestasi ini diharapkan bisa ditiru oleh seluruh kabupaten/kota di Kaltim.
Rakorda juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, lembaga pendidikan, komunitas literasi, hingga LSM dan penggiat arsip.
Semua pihak diajak berbagi praktik baik dalam membangun budaya literasi dan pengelolaan arsip yang transparan serta adaptif.