Senin, 22 Desember 2025

KOTA PEKA AIR, FONDASI BARU NUSANTARA HADAPI KRISIS IKLIM DAN AIR

Photo Author
- Jumat, 2 Mei 2025 | 12:33 WIB
OIKN menggelar kuliah umum bertema Kota Peka Air di Auditorium Kantor OIKN
OIKN menggelar kuliah umum bertema Kota Peka Air di Auditorium Kantor OIKN

KPFM BALIKPAPAN - Upaya Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) membangun kota masa depan yang inklusif dan tangguh terhadap perubahan iklim terus menunjukkan progres.

Salah satu langkah strategisnya adalah memperkuat kapasitas sumber daya manusia melalui program pelatihan dan pengembangan pendekatan inovatif berbasis ilmu pengetahuan.

Bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dan Pemerintah Australia melalui DFAT, OIKN menggelar kuliah umum bertema Kota Peka Air di Auditorium Kantor OIKN pada Selasa, 29 April 2025.

Program ini menjadi bagian dari inisiatif Kota Spons, sebuah pendekatan urban yang mengutamakan adaptasi terhadap siklus air dan perubahan iklim.

Kuliah umum ini menghadirkan Profesor Tony Wong dari Monash University, pakar desain kota peka air yang telah memimpin banyak proyek peraih penghargaan.

Dikenal sebagai pelopor Water Sensitive Urban Design, Prof. Wong memaparkan pentingnya kota yang dapat menampung, menyerap, dan mengelola air secara alami untuk menciptakan lingkungan sehat dan berkelanjutan.

Program pengembangan kapasitas ini didukung oleh pendanaan dari program Sustainable Infrastructure Assistance Program Phase 2 (SIAP2), yang menjadi mitra aktif dalam pembangunan IKN.

Rangkaian kegiatan terdiri dari kuliah pengantar, pendampingan teknis lapangan, pelatihan daring, dan pelatihan kelompok hybrid yang dirancang untuk memperkuat kompetensi lintas sektor.

Sekretaris OIKN, Bimo Adi Nursanthyasto, menegaskan bahwa prinsip keberlanjutan dan inovasi menjadi landasan utama pembangunan IKN.

“Kemitraan dengan ADB dan DFAT menunjukkan komitmen kami untuk membangun Nusantara dengan visi jangka panjang yang menjawab kebutuhan generasi masa depan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat 2 Mei 2025.

Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan, Mia Amalia, menambahkan bahwa integrasi desain peka air penting dalam tata ruang jangka panjang. “Ketahanan kota tak cukup dibangun dengan beton, tapi dengan desain yang menghormati siklus air alami,” katanya.

Senada, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan SDA, Myrna A. Safitri, menyebut bahwa Kota Peka Air bukan sekadar gagasan teknis, tapi pendekatan ekologis yang menyatukan dimensi sosial dan budaya.

“Dengan program ini, kita membentuk pemahaman lintas sektor yang menjadi fondasi kota masa depan yang berkelanjutan,” ucapnya.

Melalui pelatihan dan kolaborasi internasional ini, OIKN menegaskan bahwa transformasi Nusantara bukan hanya tentang membangun kota baru, melainkan tentang membentuk peradaban baru yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin KPFM

Tags

Live KPFM 95,4 Balikpapan

Terkini

PTMB TAMBAH PELANGGAN BARU TAHUIN 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 10:03 WIB

KALTIM KIRIM 37 RELAWAN KEMANUSIAAN KE ACEH TAMIANG

Rabu, 17 Desember 2025 | 12:51 WIB

PERDA REKLAME DIKAJI ULANG, VIDEOTRON JADI PERHATIAN

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:11 WIB

PENGUSAHA REKLAME TERKENDALA PBG

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:54 WIB

POSKO NATARU SAMS SEPINGGAN DIAKTIFKAN LEBIH AWAL

Senin, 15 Desember 2025 | 12:54 WIB
X