KPFM PENAJAM - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) serius dalam mengatasi stunting atau tengkes.
Asisten I Sekretariat Kabupaten PPU, Nicko Herlambang, menjelaskan PPU ada di urutan ketiga dalam penanganan tengkes berdasarkan pengukuran balita di Posyandu.
"Kita semua tahu, tengkes adalah PR besar di Kalimantan Timur," kata Nicko pada Kamis (5/9/2024).
Ia menjelaskan, pada tahun 2023,l angka tengkes mencapai 24,6 persen. Masih jauh dari target pemerintah 14 persen.
"Tapi kita sudah mulai mengurangi angka tersebut," jelas Nicko.
Untuk mendukung upaya pengentasan tengkes, Pemkab PPU disebutnya telah mengalokasikan APBD 2024 untuk tiga bentuk intervensi tengkes.
Yakni Intervensi sensitif dengan nilai sekitar Rp61 miliar dan Rp70 miliar dari APBD Perubahan 2024.
Kemudian intervensi spesifik Rp8,2 miliar dan meningkat menjadi Rp8,3 miliar pada APBD Perubahan 2024.
Selanjutnya intervensi koordinatif senilai Rp4 miliar dari APBD 2024 yang meningkat menjadi Rp4,6 miliar pada APBD Perubahan 2024.
Nicko Herlambang menekankan pentingnya data yang akurat untuk menangani tengkes. Pemkab PPU fokus pada sistem pendataan yang real-time.
Data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) Dinkes PPU menunjukkan bahwa hingga 15 Juli 2024, sekitar 85 persen balita di Posyandu sudah diukur, dengan total 8.993 bayi.
"Sekarang, pengukuran di Posyandu sudah lebih dari 80 persen," kata Nicko.
Menurutnya, data yang akurat sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat.