KPFM BALIKPAPAN - Upaya percepatan pencegahan stunting kembali digencarkan di wilayah Balikpapan Timur melalui kegiatan Gerakan Cegah Stunting Anak Sehat Generasi Hebat yang digelar di RT 65 Kelurahan Manggar, Jumat 21 November 2025.
Kegiatan ini merupakan program Dinas Kesehatan Kota Balikpapan yang dilaksanakan bersama Puskesmas Manggar sebagai pengelola wilayah.
Kepala Puskesmas Manggar, drg. Ida Kurniati, menjelaskan bahwa agenda tersebut berfokus pada peningkatan angka kunjungan penimbangan bayi dan balita.
Pasalnya, pada penimbangan serentak November lalu, tingkat kehadiran hanya mencapai sekitar 50 persen dari total sasaran di RT 65.
Baca Juga: BPJS DAN SERAGAM SEKOLAH GRATIS DIPASTIKAN TETAP BERLANJUT
“Bulan ini kita targetkan 100 persen bayi balita datang menimbang. Karena kalau penimbangan tidak lengkap, deteksi dini stunting tidak bisa terbaca,” ujarnya.
Puskesmas Manggar berkoordinasi dengan kader posyandu untuk melakukan sweeping ke rumah warga, terutama ibu-ibu yang belum membawa anaknya menimbang.
Data penimbangan yang lengkap sangat penting untuk mengetahui kondisi pertumbuhan, apakah berat badan anak tetap, naik, turun, atau menunjukkan kecenderungan menuju stunting.
“Kalau 100 persen bayi balita berkunjung, otomatis 100 persen data penimbangannya terbaca. Dari situlah kita bisa mendeteksi sejak awal mana yang perlu ditangani,” jelas drg. Ida.
Selain penimbangan, kegiatan ini juga dirangkai dengan penyuluhan kesehatan oleh psikolog Dinas Kesehatan, memberikan edukasi tentang pengasuhan, pertumbuhan anak, dan pentingnya pemantauan rutin.
Anggota DPRD Balikpapan dari Dapil Balikpapan Timur, Gazali, Subari, dan Suriani, turut memberikan dukungan nyata melalui bantuan satu rak telur untuk setiap ibu bayi balita yang berkunjung.
Bantuan ini sebagai bentuk komitmen DPRD untuk mendukung gerakan penurunan stunting di wilayah Manggar.
Dengan target kunjungan penuh setiap bulan, Puskesmas Manggar berharap deteksi stunting dapat dilakukan lebih cepat sehingga intervensi bagi anak berisiko dapat segera dilaksanakan.
(FREDY JANU/KPFM)
