KPFM BALIKPAPAN — Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan H Yusri mendorong Pemerintah Kota untuk menerapkan konsep revolusi drainase sebagai solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan banjir, khususnya di kawasan padat seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal.
Menurut Yusri, pendekatan konvensional yang selama ini bergantung pada pembebasan lahan terbukti lamban dan mahal.
Ia menilai, Balikpapan perlu belajar dari kota-kota besar seperti Surabaya yang telah sukses mengembangkan sistem drainase modern.
“Penanganan terbaik sebenarnya adalah dengan revolusi drainase. Seperti di Surabaya, jalan dibelah di tengah-tengah untuk membangun gorong-gorong besar. Ini sangat efektif menyalurkan air tanpa harus bergantung pada pembebasan lahan,” kata Yusri, Kamis (31/7/2025).
Baca Juga: PWI TERIMA PENGHARGAAN DARI KODAM VI/MULAWARMAN
Ia mencontohkan Jalan M.T. Haryono, khususnya di sekitar jembatan PDAM, sebagai titik strategis yang bisa dikembangkan dengan sistem gorong-gorong besar di bawah badan jalan. Dengan cara ini, aliran air dapat dibagi ke dua jalur besar, sehingga beban saluran di DAS Ampal dapat dikurangi.
“Kalau drainase besar dibangun di tengah jalan, air bisa dibuang ke dua jalur. Tidak hanya lewat Zurich, tapi juga lewat jalur baru tanpa menyentuh tanah warga,” ujarnya.
Meski demikian, Yusri tetap mengapresiasi langkah Pemerintah Kota yang telah mengalokasikan anggaran penanganan banjir, meskipun baru mencapai sekitar Rp300 miliar dari kebutuhan ideal Rp1,6 triliun. Ia menilai keberanian dalam penganggaran tersebut merupakan langkah maju dibandingkan pemerintahan sebelumnya.
Namun, ia menegaskan bahwa tanpa pendekatan teknis yang inovatif, persoalan banjir akan terus berulang. “Masalahnya bukan hanya di anggaran, tapi bagaimana kita menata ulang sistem drainase kota. Harus ada revolusi,” tutupnya.
(MAULANA KPFM)
Artikel Terkait
DEWAN DORONG PENINGKATAN TARGET PAD HINGGA RP2 TRILIUN