KPFM BALIKPAPAN - Setiap tahun, acara perpisahan sekolah menjadi momen yang dinanti oleh para siswa. Namun, di Kota Balikpapan, wacana larangan perpisahan kembali mencuat setelah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan menegaskan bahwa kegiatan ini tidak boleh membebani orangtua siswa secara finansial.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Irfan Taufik, sekolah tidak dilarang mengadakan perpisahan. Namun, jika kegiatan tersebut melibatkan pungutan yang bersifat memaksa dan memberatkan orangtua, maka itu tidak diperbolehkan.
"Kami hanya melarang kegiatan yang membebani orangtua, terutama jika dilakukan di tempat mahal seperti hotel dan mewajibkan sumbangan," ujar Irfan usai Safari Ramadan di Balikpapan Islamic Center, Minggu malam, 16 Maret 2025.
Ia menegaskan bahwa acara perpisahan yang selama ini menjadi perbincangan bukanlah inisiatif kepala sekolah, melainkan Komite Sekolah. Oleh karena itu, keputusan apakah acara tersebut diadakan atau tidak seharusnya berdasarkan kesepakatan bersama orangtua siswa.
Perpisahan sekolah sering kali dianggap sebagai tradisi yang menjadi momen terakhir bagi siswa untuk berkumpul sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Namun, ketika acara ini berubah menjadi beban finansial bagi orangtua, maka esensi perayaan tersebut perlu dikaji ulang.
Irfan menegaskan bahwa orangtua memiliki hak penuh untuk tidak mengikuti perpisahan tanpa ada konsekuensi.
"Jika anak tidak ingin ikut, tidak perlu membayar. Semua keputusan harus berasal dari kesepakatan orangtua melalui komite sekolah," tambahnya.
Ia juga memperingatkan bahwa undang-undang melarang pungutan yang memiliki nilai dan waktu tertentu dalam setiap satuan pendidikan. Jika ada kepala sekolah yang terlibat dalam praktik tersebut, Irfan tidak segan mengambil tindakan tegas.
"Kalau ada kepala sekolah yang memaksa orangtua membayar sumbangan untuk perpisahan, akan langsung saya pecat," tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran yang menekankan agar kegiatan perpisahan tidak bersifat membebani orangtua.
Irfan bahkan menyarankan agar sekolah lebih fokus pada kegiatan yang lebih edukatif, seperti Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang lebih relevan dengan tujuan pendidikan saat ini.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah tidak hanya memberikan kenangan bagi siswa, tetapi juga memiliki nilai pendidikan tanpa memberatkan keluarga mereka," ucapnya.
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan sekolah dan komite sekolah dapat lebih bijak dalam merancang acara perpisahan, sehingga tetap menjadi momen berharga tanpa menambah beban bagi orangtua siswa.
(FREDY JANU/KPFM)